Kamis, 12 November 2009

main-main hasilnya bukan main...

“Nggak perlu terlalu serius ikut trainingnya…, main-main saja tapii hasilnyaa… bukan maeen.. !!” Kata Ibu Rini sambil tersenyum. Sebagai pimpinan di bagian SDM Bank BTN Pusat beliau memberi sambutan sebelum acara training dimulai.
Jum’at pagi itu saya dan Pak Agus Nggermanto menjadi instruktur pelatihan. Bukan pelatihan SEPIA, tapi COBIT yaitu suatu standar untuk Teknologi Informasi (IT). Pelatihan kami berlangsung dengan suasana gembira seperti pesan Ibu Rini tadi. Santai tapi serius. Serius tapi santai. Dan tentu saja… main-main tapi hasilnya bukan main!
Bagi saya dan Pak Agus, jargon “main-main hasilnya bukan main” adalah jargon yang bukan main-main. Ini konsep dengan
filosofis tinggi. Tahukah Anda bahwa banyak hal besar dimulai dengan main-main?

Jerry Yang hanya main-main saja saat mengumpulkan link-link terkait pemain basket NBA, tak dinyana jadi perusahaan besar Yahoo! Larry Page juga hanya main-main saat membuat Page Rank yang kemudian menjadi algoritma rahasia search engine Google. Steve Wozniak sekedar main-main saja membuat komputer rakitan pribadi yang kemudian diberi merek Apple oleh temannya, Steve Jobs. Microsoft pun dimulai dari penawaran main-main jasa program Basic untuk komputer Altair oleh Bill Gates yang baru berusia 17 tahun (Bill Gates dan Paul Allen bahkan belum melihat komputer Altair ketika membuat program demo Basic!).
Demikian pula ketika Bell menciptakan telpon. Dia main-main saja dengan ide menjual musik lewat kabel listrik (tak disangka akan menjadi penemu telpon dan mendirikan AT&T. Alexander Graham Bell hanyalah seorang guru bahasa isyarat bagi siswa tuna rungu). Setelah jadi milyuner, Bell juga main-main bikin pesawat terbang. Perusahaan pesawat itu masih ada hingga kini dengan nama Bell Labs yang biasa membuat pesawat super canggih untuk militer.
Ternyata “main-main” adalah resepnya orang sukses. Tentu saja ini bukanlah ‘main-main’ yang berkonotasi ‘tanpa tanggung jawab’ (ini jenis main-main yang salah), melainkan ‘main-main’ yang berarti ‘melakukan sesuatu dengan kegembiraan bermain’ (ini jenis main-main yang benar!). Melakukan sesuatu dengan ‘menikmati permainan’. Inilah resep orang sukses : main-main yang berpeluang memberi hasil bukan main!
Kapan kita bisa bekerja dengan main-main (yang benar)? Yaitu saat kita mengerjakan sesuatu yang kita sukai. Saat kita punya ‘passion’ terhadapnya. Saat kita punya sesuatu ’spiritual’ dalam apa yang kita kerjakan itu (spiritual tidak selalu agama/religi loh. Spiritual adalah yang membuat kita punya spirit/semangat). Jadi kalau Anda mengerjakan sesuatu yang Anda punya ‘passion’, maka Anda akan merasakan kegembiraan ‘main-main’. Sebaliknya jika Anda tidak merasakan kegembiraan ‘main-main’ dalam pekerjaan Anda, berarti Anda sedang mengerjakan sesuatu yang bukan ‘passion’ Anda.
Dalam Strategi Landak yang digagas Jim Collins di buku Good to Great, passion menjadi ciri di bidang apa Anda bisa menjadi hebat. Kalau Anda punya passion dalam suatu hal, lalu didukung talenta bisa menjadi salah satu yang terbaik di bidang itu, kemudian ada yang mau membayar apa yang Anda lakukan dengan passion tersebut, maka disitulah cikal bakal terjadinya ‘main-main hasilnya bukan main!’.
Nah, sudah ketemu belum kerjaan main-main yang hasilnya bukan main bagi Anda? Kalau belum, mulailah memasukkan ‘main-main’ dalam pekerjaan Anda sekarang. Pastilah nanti hasilnya akan menjadi bukan main!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ragam info...

Pengikut