Berbeda dengan pengusaha muda sukses dari Barat yang cenderung drop-out (seperti Mark Zuckerberg - Facebookatau Bill Gates saat memulai Microsoft), Xiaofeng justru berkembang karena giat belajar. Selain itu, ia juga cerdas yang terlihat dari track-record pendidikannya yang cemerlang, selalu masuk tiga besar di sekolahnya dan pernah juara Olimpiade Matematika di negaranya.
Selama SMA ia tak hanya kursus bahasa Inggris, tetapi juga belajar sendiri bahasa Jepang dan Jerman setelah tak menemukan tempat kursusnya. Setamat SMA ia melanjutkan kuliah di Jiangxi Foreign Trade School hingga meraih diploma pada tahun 1993. Setelah itu mengejar MBA di Beijing University Guanghua School of Management yang ia selesaikan tahun 2002.
Namun sukses tak bisa diraih dengan mudah. Xiaofeng pun mengalami beberapa tahapan hidup sebelum menekuni bisnis yang membuatnya jadi salah satu pemuda Asia terkaya di dunia. Dimulai ketika ia bekerja di Jian City Foreign Trade Bureau, sebuah lembaga pengembangan ekspor di provinsi Jiangxi. Di lembaga ini ia bertugas menganalisa perdagangan luar negeri China.
Mungkin dari situlah
Namun lembaga pemerintah daerah ini menahannya karena prestasinya cukup baik. Entah bagaimana ceritanya, Xiaofeng justru punya ide mendirikan perusahaan yang memproduksi sendiri alat-alat keselamatan kerja. Maka pemerintah provinsi Jiangxi pun mau menanamkan investasinya. Dari sinilah berdiri Suzhou Liuxin IndustrialCompany Limited, perusahaan kerja samanya dengan pemerintah daerah Jiangxi. Dengan berdirinya perusahaan ini Xiaofeng jadi memiliki bisnis yang terintegrasi antara produsen alat-alat keselamatan kerja (melalui Suzhou Liuxin) dan perusahaan pemasarannya (Liuxing Industries).
Hubungan baik dengan pemerintah daerah juga ia manfaatkan saat memiliki ide mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Suatu kali di tahun 2001, karena ia sering bertugas ke Eropa mewakili perusahaannya, Xiaofeng menyadari betapa Eropa makin intensif memanfaatkan PLTS. Idenya pun muncul. Ia ingin mendorong pemerintahan China mengembangkan PLTS juga dan ia memasok panel suryanya.Namun itu tak gampang karena ia buta terhadap teknologinya.
Untung semangat belajarnya tak pernah surut. Setelah belajar ke sana-sini bahkan menyambangi pabrik solar sel di AS, tahun 2005 ia mendirikan Jiangxi LDK Solar Co Ltd, perusahaan pembuat panel surya dan produk pendukungnya. Ia pun sangat taktis mengumpulkan modalnya. Sebelum pabrik didirikan ia sudah memasarkannya ke pemerintahan provinsi Jiangxi. Dan setelah pemerintah bisa diyakinkan dan mau membeli produknya untuk PLTS yang akan dibangun di provinsi itu, ia mencari pinjaman. Tak sulit mendapatkan modal ketika pembelinya sudah pasti. Dari sini berdirilah Jiangxi LDK Solar Co Ltd.
Perusahaan ini memproduksi mulai dari bahan baku solar sel, pemasangannya, pemeliharaannya dan pendukung lainnya. Tak berapa lama ia pun mendapatkan banyak order. Bahkan ia bisa mengekspornya. Bisnis ini memang tak begitu banyak di dunia, mungkin karena aplikasinya belum populer. Kini perusahaan milik Xiaofeng menjadipemasok industri solar sel terbesar di dunia. Xiaofeng, sebagai pendiri dan pemegang saham utama, pun menjadi salah satu anak muda terkaya di dunia. Menurut taksiran majalah Forbes, kekayaannya mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 21,2 triliun! Semua itu karena Xiaofeng mengelola potensinya dengan baik melalui belajar dan keberanian mengambil peluang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar